Penanggung Jawab Rumah Sehat Afiat dan Pengkaji Kedokteran Nabi

Friday, March 4, 2011

Obat Herbal dan Efek Samping

Assalamu'alaikum Wr Wb
Dokter, saya menggunakan obat herbal sejak kira-kira l tahun ini, dan saya merasakan bermanfaat, namun teman saya mengatakan bahwa obat herbal merusak ginjal, bagaimana pak ? Apa benar obat herbal merusak ginjal, bagaimana memilih herbal yang tepat ? Saya sangat ingin selalu mengisi kehidupan ini sesuai ajaran Sunnah termasuk dibidang kesehatan. Atas jawabannya diucapkan terima kasih banyak.
Averos - Jakarta



Wa'alaikumussalam Wr Wb
Segala puji semata bagi Allah SWT, shalawat dan salam bagi Rasulullah saw beserta keluarganya, dan semoga keselamatan Allah limpahkan bagi mereka yang selalu mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya.

Obat herbal jika dilihat dari tingkat kesahihan manfaatnya ada 3 jenis,

1. Jamu, yaitu yang khasiatnya diakui berdasarkan pengalaman turun-temurun, di sini kandungan bahan aktifnya belum terstandar dengan baik.

2. Obat Herbal Terstandar, yaitu yang sudah menjalani uji farmakologi dan toksisitas sehingga diketahui dosisnya dan tingkat keracunannya.

3. Fitofarmaka, yaitu yang sudah diuji pada manusia sehiugga sudah diketahui secara nyata khasiatnya sesuai indikator yang obyektif.

Jamu tidak lebih buruk dari yang lain, namun memang masih perlu diamati oleh mereka yang ahli dan memiliki minat yang baik terhadap herbal. Yang memprihatinkan belakangan ini karena minat masyarakat untuk kembali menggunakan obat tradisional sangat besar maka perusahaan jamu tumbuh pesat bagaikan jamur di musim hujan tanpa memikirkan standar dan pengawasan yang baik. Sebagian malah menambahkan bahan kimia ke dalam jamu dengan maksud memberi efek lebih cepat. Tindakan mereka ini sangat membahayakan keselamatan orang lain.

Saya selalu mengingatkan kepada para praktisi agar lebih banyak belajar dan berhati-hati terhadap tawaran obat/jamu dari para pedagang yang tidak bertanggung jawab. Begitu pula para pasien agar waspada karena perilaku para pedagang obat ini sudah menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.

Saya akan memberikan tips kepada para pengguna obat tradisional tentang bagaimana menyeleksi obat tradisional/jamu agar memberi manfaat yang optimal dengan efek samping minimal, sebagai berikut:

1. Minumlah jamu yang khasiatnya sudah jelas diakui secara turun menurun dari perusahaan atau pembuat jamu yang memang sudah dikenal secara luas oleh masyarakat sebagai perusahaan jamu atau tukang jamu. Namun ini hanya berlaku untuk pengobatan keluhan ringan seperti pegel linu, masuk angin, mual, diare, lesu, tambah darah, meningkatkan nafsu makan dll. Yang bukan penyakit atau diakibatkan penyakit yang serius.

2. Jika Anda ingin pengobatan atas penyakit metabolik (kencing manis, kolesterol, asam urat, tekanan darah tinggi) silakan datang ke seorang herbalis yang sudah diakui oleh masyarakat dalam hal keahliannya, dan memiliki tanggung jawab sosial yang baik. Lebih baik lagi jika dia sudah bersertifikat resmi sebagai herbalis.

3. Anda harus memahami bahwa menurut tradisi pengobatan Nabi saw obat herbal berdasarkan kekuatan kerjanya dibagi menjadi 4 derajat :

- Derajat 1: tidak memberi manfaat apa-apa atau memberi manfaat setelah digunakan jangka panjang, contoh dari sayur, buah, yang kandungan mineral dan vitaminnya memberi manfaat jangka panjang.

- Derajat 2: yang masuk ke dalam tubuh, memberi reaksi kepada tubuh namun bisa diatasi oleh tubuh, contoh makanan/nutrisi lemak, protein, karbohidrat.

- Derajat 3: dia masuk ke dalam tubuh dan mempengaruhi tubuh tanpa bisa dipengaruhi oleh tubuh, namun bisa memberi manfaat bagi tubuh, ini adalah obat herbal, antara lain habbatussauda dll.

- Derajat 4: adalah racun yang bisa digunakan juga untuk pengobatan, misalnya keladi tikus, singkong gendruwo, sarang semut, dll.

Oleh karena itu penggunaan herbal derajat tiga, harus memperhatikan dosis, jangka waktu pemberian dan mempertimbangkan efek samping. Maka orang yang bisa memberikan obat herbal haruslah mereka yang memiliki kompetensi cukup untuk memberikan obat herbal tersebut.

Akhir-akhir ini begitu banyak orang yang berpraktek herbal meskipun tidak memiliki kompetensi cukup, oleh karena itu saya secara terus menerus membimbing kepada para praktisi yang memiliki kemampuan cukup namun bekal keilmuan masih kurang. Ini semua adalah demi kepentingan dan keselamatan masyarakat. Kita berharap juga agar Pemerintah memperhatikan adanya kecenderungan ini dan segera membantu masyarakat yang punya kehendak sehat mandiri ini.

4. Banyak bahan yang dipakai sebagai obat sebenarnya adalah nutrisi saja, sementara kemampuan nutrisi sangat terbatas dalam pengobatan penyakit. Pemberian nutrisi boleh dilakukan oleh setiap orang namun tidak boleh menjadi satu-satunya andalan pengobatan. Misalnya madu adalah nutrisi berkhasiat pengobatan jangka panjang, jadi jika madu diminum secara rutin dia mampu membantu regenerasi sel-sel tubuh sehingga bermanfaat dalam mereparasi kerusakan sel-sel tubuh. Pada pengobatan bisa kita berikan madu namun jangan sebagai obat tunggal.

5. Sebagaimana obat kimia, herbal bisa memberi efek samping yang meliputi alergi, kerusakan hati, kerusakan ginjal, iritasi lambung, pengenceran darah dll. Tapi sebagaimana obat kimia, efek samping ini insya Allah tidak terjadi jika pemberian obat herbal dilakukan oleh seorang yang ahli dalam pengobatan herbal. Perlu diketahui bahwa meskipun obat herbal diberikan oleh seorang dokter belum tentu aman karena dokter tidak mendapat ilmu pengobatan herbal semasa dia sekolah di fakultas kedokteran, bahkan sampai hari ini pelajaran pengobatan herbal belum masuk kurikulum fakultas kedokteran. Kecuali dokter yang telah mempelajari obat herbal secara serius, mereka bisa memberikan obat herbal secara lebih tepat, lebih baik dan lebih aman.

Demikianlah saya berharap semua ini bisa memberi pencerahan bagi pengguna obat herbal maupun mereka yang tidak paham pengobatan herbal dan semoga kita mau dan mampu menggali potensi ala mini secara optimal namun juga proporsional.

Wallahu a'alamu bish shawab.

No comments:

Post a Comment